Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 02 Mei 2011

Ego'z Band

TANJUNGPINANG POS - Rio, Debi, Yoga, Rifo, Rimo, Rendra, Ario seperti kebanyakan anak-anak muda di Pulau Bintan masih mencari jati diri. Namun ada yang berbeda dari mereka, menyangkut soal bakat dan penghasilan. Dengan kemampuan yang dimilikinya, mereka membentuk Ego’s Band dan bica mencari duit dari hobi ini.
NURALI MAHMUDI – Tanjungpinang
Belum lama, Ego’s berdiri 9 April 2008 di Kijang. Rio dan Debi dipercaya sebagai vokalis, Yoga dan Rifo memainkan gitar, Rimo membetot bas, Rendra menggebuk dram dan Rio Agus memainkan jemarinya di tuts kibor. Awal berdiri, yang ada dalam benak anak-anak Kijang ini hanya menyalurkan hobi. Belum ada grup band yang menyuntikkan virusnya lalu menjadi grup acuan. Yang penting bisa kumpul bersama menyalurkan hobi yang sama.

Latihan bisa dilakukan di mana saja, bahkan di rumah salah satu dari mereka meski hanya menggunakan gitar bolong atau akustik. Ketika dirasa sudah cukup lumayan kompak, mereka pergi ke Studio Biru, langganan mereka untuk latihan sampai hari ini. Yang ada dalam dada mereka hanya senang bisa meluapkan perasaan. Banyak lagu yang dibawakan di studio. Sejak latihan di studio musik inilah Ego’s Band sudah berpikir bahwa kekompakan itu perlu.
Kadang, saat tengah ngumpul di luar jam latihan, mereka berbincang tentang musik. Kelemahan tiap personil biasa diungkapkan di sini lalu dikomentari. Semua menerima dengan tangan terbuka demi kebaikan bersama. Saatnya harus berani tampil di depan publik. Bukan hal mudah untuk menyatukan waktu luang, lantaran tak semua anggota Ego’s Band berprofesi sama. Ada yang masih sekolah di bangku SMA, ada yang kuliah dan juga bekerja.
Berkat kerja kerasnya, akhirnya nama Ego’s Band mulai dikenal publik musik Pulau Bintan. Keseriusan mereka bermusik selalu bisa membawakan lagu-lagu milik penyanyi terkenal di atas panggung menjadi modal yang cukup berarti untuk menapaki grup musik yang berjati diri. Sejumlah prestasi berhasil digenggam, diantaranya Juara 2 Kenduri Akbar Yamaha Motor di Kijang tahun 2008, Juara 3 Festival Nirwana tahun 2009, Juara 1 Harmini Anak Negeri tahun 2010.
Membawakan lagu milik grup band lain bukan pekerjaan mudah. Seperti dikatakan Rio yang beberapa hari lalu sengaja bertandang ke Tanjungpinang Pos menceritakan perjuangannya bersama teman-temannya membangun brand Ego’s Band.
“Sebuah grup musik terkenal pasti memiliki penggemar yang hafal lirik bahkan musiknya. Ketika kami tak bagus membawakan lagu grup band terkenal, salah sedikit saja akan terasa janggal di telinga penonton, kecuali kalau memang kami improvisasikan. Namun ini harus kami jalani karena dari sinilah kami memulai memperkenalkan diri,” katanya diamini yang lain.
Bermain musik jelas menyenangkan. Bisa ditonton teman-temannya, pacar, atau warga merupakan kebanggan tersendiri. Cukupkah itu bagi anak-anak muda ini? Tidak, kata Rendra. Saat sejumlah prestasi juara didapatkan, kebanggan itu takbertahan lama. Ia dan teman-temannya berpikir, mengapa juara di festival tak ada tindak lanjutnya dari panitia. Itu bukan hanya dirasakan Ego’s Band, juga peserta lain yang mendapatkan juara dalam berbagai festival. Piala, plakat, penghargaan itu bisa saja dipajang di almari kaca ruang tamu, membuat tamu yang masuk berdecak kagum.
Dari pemikiran sederhana ini akhirnya membuat Ego’s Band semakin rutin berlatih. Dengan profesi beragam, akhirnya disepakati seminggu harus latihan minimal dua kali. Sekarang, Ego’s Band tak terlalu pusing memikirkan panggung demi panggung. Festival yang diselenggarakan sejumlah event organizer pun tak lagi menarik hati untuk diikuti. Kalaulah ikut hanya sekadar jamming season. Mengobati kerinduan teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan saat manggung.
“Alhamdulillah, kami dipercaya untuk bernyanyi di sebuah kafe di Lagoi dengan jadwal yang tetap. Kami memang berpikir, lebih baik bermusik yang menghasilkan. Meski belum bisa dikatakan besar honornya, namun ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada Ego’s band dan harus disyukuri,” ujar Yoga.
Mengamati perkembangan kota lengkap dengan fasilitasnya, anggota Ego’s Band percaya suatu hari nanti akan banyak tempat yang bisa dipakai mencari lahan penghasilan buat anak-anak band lokal. Hotel-hotel serta kafe dan pub menjadi bagian dari sebuah gaya hidup, dan musik bagian dari manusia. Jika tidak dimulai dari sekarang, musisi-musisi lokal hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri.
Rifo menambahkan, secara musikalitas kemampuan anak-anak band lokal pasti ada yang bagus. Banyak malah menurut penilaiannya. Mengapa pengelola kafe atau pub masih mengundang grup band dari luar pasti ada alasannya. “Bisa saja tak disiplin karena tinggal di kota yang sama dengan pub tempatnya bekerja. Intinya harus disiplin,” kata pemain gitar ini.
Ego’s Band pernah mendapatkan kesempatan mewakili Bintan dalam pesta musik yang diselenggarakan sebuah perusahaan rokok terkenal di Indonesia untuk menghibur publik Karimun. Dan dalam waktu dekat diundang sebuah perusahaan operator yang menyelenggarakan acara musik.***

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template PingooIgloo by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP